Sabtu, 09 Desember 2017

Kepemimpinan Hindu (UAS)

KEPEMIMPINAN HINDU
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERASI MUDA HINDU DI WILAYAH KAB. PRINGSEWU


Dosen Pengampu :
Prof.Dr.I Made Kartika Diputra Dipl-ing






Disusun Oleh:
Sundari Janur Anggita
1509.10.0038
Penerangan Agama Hindu






 BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang besar. Bangsa yang besar ini tidak terlepas dari pengaruh dan warisan dari para leluhur-leluhur yang dengan gigih menyatukan gugusan-gugusan  pulau di Nusantara. Perkembangan dan ajegnya keberadaan Nusantara tidak terlepas dari ajegnya ajaran dharma yaitu Hindu. Hindu dapat berkembang di nusantara sejak masa karajaan-kerajaan di Siwa-Budha dan sampai saat ini masih ajeg berkembang dan bertahan di Indonesia. Hindu adalah sanathana dharma, oleh sebab itu walaupun sempat mengalami kemundura, setelah runtuhnya kejayaan Majapahit, berlandaskan dharma umat Hindu tetap ajeg sampai saat ini.
Keberadaan Hindu tidak terlepas dari umat dan generasi penerusnya saat ini, Hindu dapat berkembang diseluruh pelosok Indonesia, bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil dapat kita temukan keberadaan umat Hindu walaupun dalam jumlah yang kecil. Hindu di Indonesia sering disebut sebagai kelompok minorotas karena memang secara kuantitas saat ini jumlah umat Hindu lebih sedikit. Ada beberapa penyebab yang menjadikan kuantitas umat Hindu semakin menurun, diantaranya: lemahnya sraddha dan bhakti, banyak terjadi pindah agama, rendahnya tingkat pendidikan, permasalahan ekonomi, belum berfungsinya lembaga ataupun organisasi bernafas Hindu secara maksimal, dll. Permasalahan tersebut kemudian menjadi kompleks karena umat Hindu belum mau berusaha keras untuk memperbaikinya satu persatu khususnya terhadap generasi muda.
Generasi muda semestinya memiliki sikap yang kuat dalam menghadapi kenyataan, memahami nilai-nilai budaya bangsa, bersedia berkompetisi untuk knowledge based society dan memiliki kepribadian yang pasti. Intinya ialah generasi muda yang mampu memelihara harmonisasi kehidupan dan mampu menjadi manusia berakhlak yang berpegang teguh pada norma mulia dan patuh serta taat beragama. Sebagai harapan bangsa, para pemuda Indonesia harus selalu melatih kepemimpinan dalam dirinya. Selalu senantiasa meningkatkan jiwa kepemimpinan yang dekat dengan rakyat. Sebagai contoh, seorang pemimpin yang bijaksana adalah tidak hanya sekedar menduduki singgsana namun tetap konsisten untuk memperhatikan nasib rakyat. Sebuah perubahan seharusnya tidak menunggu banyak orang untuk berubah. Generasi muda yang berkualitas akan bergerak dengan sendirinya beserta kalangan pemuda yang teguh komitmen untuk merintis perubahan demi kejayaan Bangsa.
Kondisi umat Hindu di Jawa, Bali dan Sumatra khususnya bagi generasi mudanya mengalami krisis panutan. Menurut Sugiyono, sudah banyak tradisi keagamaan Hindu ynag sudah bergeser dari konsep dasarnya dalam kurun waktu yang cukup lama.Umat Hindu tidak mendapat pembinaan agama yang bersistem dan kontinyu. Pembinaan yang selama ini diberikan sangat tradisional yang hanya berupa ritual saja. Pembinaan pendidikan dan praktek keagamaan menekankan kepada ritual upacara semata, hal ini mengakibatnya banyak generasi muda yang enggan untuk mengikutinya.
Seperti halnya di daerah kabupaten Pringsewu, provinsi Lampung yang masyarakat didalamnya dominan suku Jawa. Awalnya umat Hindu di Pringsewu bisa dibilang sangat banyak, namun seiring berjalan waktu kini umat Hindu hanya tinggal sedikit, semua itu terjadi karena banyak umat yang melakukan konversi agama. Lemahnya pengetahuan umat Hindu tentang agama serta rendahnya ekonomi masyarakat membuat mereka lebih memilih meninggalkan agama Hindu untuk berpindah ke agama lain. Dengan adanya masalah tersebut, dalam paper ini akan mengkaji “Upaya Meningkatkan Kemampuan Generasi Muda Hindu Untuk Mencegah Terjadinya Konversi Agama di Wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung”, karena mengingat pentingnya pendidikan yang harus dicapai oleh generasi muda Hindu, supaya tidak akan banyak lagi umat yang melakukan konversi agama.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1    Bagaimana meningkatkan kemampuan generasi muda Hindu supaya tidak terjadi konversi agama di wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung ?
1.3              Tujuan
1.3.1    Mengetahui upaya meningkatkan kemampuan generasi muda Hindu agar tidak terjadi konversi di wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Keadaan Masyarakat Hindu Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu dari 15 daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Kabupaten Pringsewu yang beribukota di kota Pringsewu, berjarak 38 km dari ibukota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk kurang lebih 475.353 jiwa .
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 131 desa/kelurahan, yang tersebar di 9 kecamatan, yakni masing-masing Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pagelaran Utara, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas.Kabupaten Pringsewu berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran, di sebelah barat dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus.
Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Pringsewu lebih dominan suku Jawa, meskipun tidak hanya suku Jawa saya melainkan juga terdiri dari suku Lampung, Sunda dan Bali. Sedangkan saat ini umat Hindu yang ada di Pringsewu berjumlah sekitar 714 KK atau jika dihitung jiwa sekitar 2.285 Jiwa. Saat ini umat Hindu paling banyak berada di Kecamatah Sukoharjo dengan jumlah umat sekitar 204 KK setara dengan 659 Jiwa. Data tersebut diperoleh dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Pringsewu. Dan saat ini, pemuda Hindu yang ada di Kabupaten Pringsewu juga cukup lumayan banyak, sekitar 528 Jiwa.
Umat Hindu di Kabupaten Pringsewu sangat jarang sekali yang bekerja sebagai seorang PNS, melaikan selama ini mereka hanya menjadi seorang buruh tani ataupun kuli bangunan serta sebagai pedagang untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi perokonomian umat Hindu disana bisa dibilang sangat rendah, karena itu banyak dari mereka yang memilih mekukan konversi agama dengan menikah bersama umat lain hanya karena orang tersebut dapat mengangkat drajatnya untuk tidak lagi menjadi seorang buruh.


2.2       Faktor Penyebap Terjadinya Konversi Agama di Wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
Saat ini tidak menutup kemungkinan bahwa akan banyak umat Hindu yang melakukan konversi agama dengan berbagai macam alasan, berikut adalah factor-faktor penyebab terjadinya konversi agama di wiliyah Kabupaten Pringsewu :
2.2.1        Faktor Pendidikan
Salah satu alasan umat Hindu melakukan konversi agama dikarenakan lemahnya pengetahuan tentang agama oleh umat tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya kepedulian pemerintah tentang fasilitas untuk pasraman-pasraman di wilayah Kabupaten Pringsewu. Selama ini Pasraman dilakukan didalam Pura, karena belum memiliki gedung untuk dijadikan tempat pasraman. Semua itu menyebabkan kurangnya minat belajar siswa untuk melakukan pasraman. Serta banyaknya siswa yang memilih mengikuti belajar agama lain saat di berada disekolah mereka masing-masing. Karena sampai saat ini bisa dibilang msih banyak sekalo sekolah-sekolah di kabupaten Pringsewu yang tidak memiliki Guru Agama Hindu. Sehingga tidak heran jika banyak anak yang hanya menyelesaikan sekolahnya sampai SMP bahkan hanya sampai SD. Mereka tidak mau lanjut ke Sekolah Menengah Atas (SMA) karena menurut mereka bekerja membantu orang tua jauh lebih penting dibandingkan harus lanjut ke sekolh yang membutuhkan biaya yang sangat banyak.
2.2.2        Faktor Ekonomi
Banyaknya umat hindu yang hanya bekerja sebagai seorang buruh tani, kuli bangunan, serta pedagang, menjadi salah satu alasan umat Hindu melakukan konversi agama. banyaknya generasi muda Hindu yang hanya menyelesaikan pendidikannya di tingkat SD dan SMP membuat mereka semua mengikuti jejak orang tuanya yaitu menjadi seorang buruh. Sedangkan para remaja Putri memilih untuk menikah diusia dini dan menikah dengan pasangan yang beda agama namun berkecukupan, dikarenakan mereka tidak ingin membuat orang tuanya merasa terbebani sertamereka tidak mau hidup miskin seperti orang tua mereka. Faktor ekonomi merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya konversi agama yang dilakukan oleh umat Hindu diwilayah Kabupaten Pringsewu. Karena saat ada pemuda yang ingin melanjutkan sekolahnya mereka memilih bekerja setelah mengingat bahwa kedua orang tuanya tidak akan sanggup membiayai sekolahnya, sedangkan mereka yang tidak mau hidup susah lebih memilih menikah dengan orang kaya yang memiliki perbedaan agama, mereka rela berpindah agama hanya karena ingin mengangkat drajat hidupnya.
2.2.3        Faktor Sosial
Penyebab terjadinya konversi agama selanjutnya yaitu faktor social, hal ini terjadi karena selama ini umat Hindu di Kabupaten Pringsewu selalu merasa terisolir dengan umat lain. Selain itu, selama ini ketika pemerintah memberikan bantuan baik berupa uang ataupun tunjangan kesehatan dan pendidikan, umat Hindu selalu menjadi urutan terakhir dibandingkan dengan agama mayoritas. Dan semua ini membuat umat Hindu yang merasa hidupnya sangat susah dan membutuhkan tunjangan tersebut memilih pindah agama. Banyak umat Hindu yang tergiur dengan rayuan-rayuan dari agama mayoritas untuk pindah agama, hanya karena mereka tidak ingin dikucilkan.

2.3       Upaya Meningkatkan Kemampuan Generasi Muda Hindu Supaya Tidak Terjadi Konversi di Wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung
Mengingat generasi muda Hindu adalah salah satu target utama yang mudah untuk dikonversi keagama lain, maka harus ada upaya untuk meningkatkan kemampuan generasi muda Hindu di wilayah Kabupaten Pringsewu. Berikut adalah upaya meningkatkan kemampuan generasi muda Hindu untuk mencegah terjadinya konversi agama di wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung :
2.3.1        Memberikan Fasitas Pendidikan
Saat ini kurangnya pengetahuan tentang agama Hindu menjadi penyebab para generasi muda Hindu dengan mudah melakukan konversi agama, oleh sebab itu pemberian materi tentang agama Hindu seharusnya di terapka diseluruh sekolah sekolah yang memiliki siswa yang beragama Hindu di wilayah Kabupaten Pringsewu. Selain itu mengubah pola pembelajaran yang dilakukan di pasraman dimana sebaiknya para mahasiswa Hindu bisa turun secara langsung untuk mengajar dengan metode-metode masa kini yang bisa membuat minat siswa tersebut mau untuk pergi kepasraman. Dan kepada pemerintah daerah seharusnya memberikan bantuan berupa gedung di setiap Pura Kecamatan untuk dijadikan sebagai gedung Pasraman. Dengan memiliki pengetahuan yang cukup tentang agama Hindu pasti generasi muda Hindu tidak akan mudah tergiurdengan rayuan-rayuan umat mayoritas untuk berpindah agama, dan apabila semua itu benar terjadi maka tidak menutup kemungkin generasi muda Hindu di wilayah Kabupaten Pringsewu akan mampu bersaing dengan pemuda umat lainnya.
2.3.2        Mengadakan Program Beasiswa
Meningat bahwa banyak generasi muda Hindu yang tidak dapat melanjutkan pendidikan dikarenakan tidak memiliki biaya, maka memberikan beasiswa kepada siswa Hindu merupakan cara yang baik untuk mengajak generasi muda Hindu menyelesaikan pendidikannya sampai ke Perguruan Tinggi. Semakin tinggi pendidikan yang mereka lakukan, maka pola pikir mereka akan berubah dan dari situ generasi muda Hindu tidak akan melakukan konversi agama.
2.3.3        Memberikan Penyuluhan Tentang Agama Hindu
Kurangnya pemahaman tentang agama Hindu membuat banyak umat yang melakukan konversi agama, sehingga keberadan penyuluh sangatlah penting. Dengan mengadakan sosialisasi tentang agama, seperti mengajak para umat terutama pemuda Hindu dengan cara melakukan perjalanan spiritual, membuat ajang minat bakat pemuda, serta kegiatan lainnya yang dapat menarik minat para pemuda Hindu.
2.3.4        Mengajak Generasi Muda Hindu Bergoganisai
Organisasi merupakan salah stu carayang ampuh untuk menjadi wadah berkreasi bagi para pemuda. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa umat Hindu memiliki wdah untuk pemuda Hindu, seperti PERADAH, KMHDI serta masih banyak lagi. Mengajak pemuda Hindu melakukan organisasi membuat mereka menjadi memiliki banyak pengalaman tentang agama serta membuat mereka menjadi pemuda yang kreatif, aktif sertakritis dalam menghadi permasalah yang ada. Selain itu, dengan berorganisasi mereka juga bisa membantu memberikan pengetahuan tentang agama untuk orang tua mereka.
BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu dari 15 daerah otonom kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Kabupaten Pringsewu yang beribukota di kota Pringsewu, Masyarakat yang tinggal di Kabupaten Pringsewu lebih dominan suku Jawa, meskipun tidak hanya suku Jawa saya melainkan juga terdiri dari suku Lampung, Sunda dan Bali. Sedangkan saat ini umat Hindu yang ada di Pringsewu berjumlah sekitar 714 KK atau jika dihitung jiwa sekitar 2.285 Jiwa. Saat ini umat Hindu paling banyak berada di Kecamatah Sukoharjo dengan jumlah umat sekitar 204 KK setara dengan 659 Jiwa. Data tersebut diperoleh dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Pringsewu. Dan saat ini, pemuda Hindu yang ada di Kabupaten Pringsewu juga cukup lumayan banyak, sekitar 528 Jiwa.
Faktor penyebap terjadinya konversi agama di wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung yaitu faktor pendidikan, faktor ekonomi sertafaktor social. Upaya meningkatkan kemampuan generasi muda Hindu supaya tidak terjadi konversi di wilayah Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hari Pertama UAS, Banyak Mahasiswa Belum Siap

Jakarta- Senin (2/7); Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta (STAH DNJ) sedang melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS) hari per...